BAB I
Pendahuluan
Walaupun Rasulullah datang di Dunia ini bukan sebagai tabib atau dokter
tapi banyak ajaran beliau yang berkenaan dengan dunia kedokteran, yang bila
dikaji lebih dalam begitu dalam ajaran Rasul kita 1400 tahun yang lalu tentang
kesehatan, seperti ajaran berwudhu, yang dapat menetralisir dan mengurangi
jumlah bakteri yang mengganggu kesehatan kita atau bakteri patogen tubuh, atau
larangan Rasullullah untuk jangan buang air kecil di air tergenang, karena akan
menimbulkan pencemaran lingkungan dan tersebarnya penyakit menular seperti
diare, polio, thypus, penyakit kulit. dll. anjuran berkhitan pada laki-laki.Maka
kesehatan bagi umat islam sangat lah penting untuk menjaga kebersihan
diri,adapun beberapa sunnat untuk menjaga kesehatan sebagai berikut.
BAB II
Pembahasan
A.
Mukmin Yang Kuat Lebih Baik Dari Pada
Mukmin Yang Lemah
Dari Abu Hurairah,
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
A. الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ
الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ
بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى
فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Mukmin yang kuat lebih
baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya
tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu.
Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu
musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan
demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah.
Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law
(seandainya) dapat membuka pintu syaithon.” (HR. Muslim)
Sifat kuat
yang dimaksud disini kembali kepada penyebutan Mukmin, yaitu keimanan yang
kuat. Pada asalnya kekuatan fisik bukanlah hal yang terpuji atau tercela, akan
tetapi jika kekuatan fisik ini dapat mendukung kuatnya iman maka sempurnalah kekuatannnya. Karena Allah mencintai orang beriman dengan keimanan
yang lebih kuat. Seseorang
yang memiliki keimanan walaupun lemah masih lebih baik daripada orang kafir
bagaimanapun baiknya orang kafir tersebut.Sebagaimana Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya: “Orang
mukmin yang kuat lebih baik di sisi Allah dan lebih dikasihi daripada orang
mukmin yang lemah, sedangkan setiap seorang itu mempunyai kebaikannya
(imannya); oleh itu hendaklah engkau bersungguh-sungguh berusaha memperoleh apa
yang memberi manfaat kepadamu, serta hendaklah meminta pertolongan kepada Allah
dan janganlah engkau bersikap segan dan malas; dan sekiranya engkau ditimpa
sesuatu maka janganlah engkau berkata: “Kalaulah aku lakukan itu ini, tentulah akan
terjadi begitu begini, tetapi katalah: “Allah telah takdirkan, dan apa yang
dikehendaki oleh kebijaksanaan-Nya Ia lakukan, karena perkataan ‘kalau’ itu
membuka jalan kepada hasutan syaitan.”
Setiap
mukmin itu mempunyai tingkat imannya yang tertentu di mana ada yang kuat
semangatnya, ilmunya dan kuat pula berusaha untuk mendapatkan kebaikan dalam
hidup; manakala setengah yang lain pula adalah sebaliknya.Seharusnya kita
berusaha bersungguh-sungguh dalam mencapai sesuatu di samping meminta
pertolongan daripada Allah S.W.T supaya dengan ihsan-Nya Allah memberi taufik
dan menjayakan segala usaha yang dilakukan itu kerana manusia walau sebijak
mana dan sekuat mana pun ia, tetap berhajat kepada pertolongan dan pimpinan
daripada Allah S.W.T.
Demikian
juga kita tidak sepatutnya bersikap malas dan malu untuk bekerja serta hanya
memasang angan-angan bahawa Allah akan menyampaikan hajat kita dengan alasan
Allah itu Maha Berkuasa sedangkan Allah sendiri telah menjelaskan bahawa
sesuatu yang boleh diusahakan oleh manusia tidak akan berhasil melainkan
setelah diusahakan sebab atau jalan untuk mencapainya.Sekiranya sesuatu usaha
yang dibuat itu ditakdirkan menemui kegagalan maka kita selaku umat Islam
dikehendaki menghadapinya dengan perasaan ridha, tenang tenteram karana hal
tersebut pasti mengandungi hikmahnya yang tersendiri yang hanya diketahui oleh
Allah.Janganlah sekali-kali disebut perkataan ‘kalau’ jika mengalami kerugian
atau kekecewaan kerana ia akan membuka jalan kepada hasutan syaitan yang akan
menjadikan seseorang itu gelisah, marah, tidak ridha kepada takdir dan
ketentuan Allah Yang Maha Esa.Jika kita lebih sehat dan kuat maka lebih banyak
yang dapat kita perbuat dan akan lebih baik lagi kualitas keimanan kita.
Menjaga kesehatan akan membawa kebaikan.
Kuat mental juga merupakan buah dari kuat iman. Tiap hari kita harus
latihan untuk tidak sakit hati, latihan kuat mental, latihan tidak tersinggung.
Untuk kekuatan butuh latihan, tidak ada kekuatan tanpa latihan.Tiap hari harus
selalu dilatih untuk tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung, tidak mudah
tergelincir. Makin kuat membaja mental kita Insya Allah ringan hidup ini. Kita
harus seperti intan ditimpa batako, intannya tetap cemerlang.
Maka selemah iman seseorang itu adalah
,sebagaimana sabda Nabi: “Barang siapa melihat kemungkaran maka hendaklah
mereka mengubahnya dengan tangannya. Kalau tidak mampu, maka hendaklah mengubah
dengan lisannya. Kalau tidak mampu, hendaklah mengubah dengan hatinya. Adapun
yang demikian itu selemah-lemah iman“. Dalam hadits yang lain juga
disebutkan : “Mukmin yang kuat itu lebih disukai (Allah) daripada mukmin
yang lemah“.
Kuat atau
lemahnya iman seseorang dapat diukur dan diketahui dari prilaku akhlaknya Karena iman yang kuat mewujudkan akhlaq
yang baik dan mulia, sedang iman yang lemah mewujudkan akhlaq yang jahat dan
buruk laku, mudah terkilir pada perbuatan keji yang merugikan dirinya sendiri
dan orang lain.Karena akhlak itu sangat penting untuk dijaga.[1]
Kebaikan adalah amal dari jiwa yang
bersih,memancarkan budi pekerti yang menyelamatkan dari bahaya kekikiran dan
keburukan.Jika seseorang sudah sampai pada tingkat itu ,niscaya godaan syetan
dan rayuannya tidak ada singgah didalam lubuk hati.Maka sampai lah seorang
mukmin itu mempunyai iman yang kuat.[2]
B. B. Lima Macam Fitrah
dari Manusia
قال النّبي صلى الله علي وسلّم : خمسٌ منَ
الفطرِ: الاِستِحدادُ والخِتَنُ,وقصُّ الشَّاربِ,ونتْفُ الاِبْطِ وتقليمُ الاَظا
فِرِ.رواه الجماعة
Artinya : Bersabda Nabi SAW:” Lilam
perkara berupa fitrah,yaitu: memotong bulu kemaluan,berkhitan,memotong kumis,mencabut
bulu ketiak dan memotong kuku.[3]
Sunah Fitrah
adalah suatu tradisi yang apabila dilakukan akan menjadikan pelakunya sesuai
dengan tabiat yang telah Allah tetapkan bagi para hambanya, yang telah dihimpun
bagi mereka, Allah menimbulkan rasa cinta (mahabbah) terhadap hal-hal
tadi di antara mereka, dan jika hal-hal tersebut dipenuhi akan menjadikan
mereka memiliki sifat yang sempurna dan penampilan yang bagus.Hal ini merupakan
sunah para Nabi terdahulu dan telah disepakati oleh syariat-syariat terdahulu.
Maka seakan-akan hal ini menjadi perkara yang jibiliyyah (manusiawi) yang telah
menjadi tabi’at bagi mereka. Allah telah memilihkan buat Nabi-nabi a.s.itu sunnah-sunnah,dan
menitahkan kita buat mengikuti mereka dalam hal-hal tersebut,yang dijadikanNya
sebagai syiar atau perlambang dan sebagai ciri yang banyak dilakukan,untuk
mengenal para pengikut masing-masing dan memisahkan mereka dari golongan lain.
Berdasarkan
hasil penelitian pada Al Quran dan As Sunah, diketahui bahwa perkara ini akan
mendatangkan maslahat bagi agama dan kehidupan seseorang, di antaranya adalah
akan memperindah diri dan membersihkan badan baik secara keseluruhan maupun
sebagiannya.
Hukum
khitanAda 3 pendapat dalam hal ini:
- Wajib bagi laki-laki dan
perempuan.
- Sunah (dianjurkan) bagi
laki-laki dan perempuan.
- Wajib bagi laki-laki dan sunah
bagi perempuan
Beberapa Fitrah Manusia yang Harus
Dilakukan yang harus dilaksanakan sebagai seorang muslim diantaranya :
1. Khitan
2. Istinja'
3. Siwak (Menggosok gigi)
4. Memotong kuku
5. Memotong kumis
6. Membiarkan jenggot/memelihara jenggot
7. Mencukur bulu kemaluan
8. Mencabut bulu ketiak
9. Mencuci kerutan dan lekukan yakni pada
tempat dimana kotoran sulit di hilangkan seperti sela-sela jari, lekukan
telinga, sela-sela kaki.
10. Kumur-kumur dan Istinsyaq ( memasukkan
air ke dalam hidung).
11.Berharum-harum.[4]
C.
C. Siwak
D. قال النّبي صلى الله علي وسلّم: السِّوَاكُ
مُطَهَّرَةٌ لِلْفَمِ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
E. Artinya:
F.
Bersabda Nabi SAW :“Siwak itu membersihkan mulut diridhai
oleh Ar-Rabb.”
G.
H.
Siwak adalah dahan / akar pohon yang
digunakan untuk bersiwak Siwak berbentuk batang, diambil dari akar dan ranting
segar tanaman arak (Salvadora persica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm
sampai 5 cm. Pohon Arak adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang
yang bercabang-cabang, diameternya lebih dari 1 kaki, jika kulitnya dikelupas
warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna
coklat dan bagian dalamnya berwarna putih, aromanya seperti seledri dan rasanya
agak sedikit pedas.Karena itu semua pohon sebenarnya boleh digunakan untuk
bersiwak, dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. lembut ( untuk akar batang atau akar kayu
yang keras tidak bisa digunakan karena dapat merusk gusi dan email gigi.
b. bisa membersihkan dan berserat serta
bersifat basah.
c. seratnya tersebut tidak berjatuhan ketika
digunakan untuk bersiwak sehingga bisa mengotori mulut.
Fungsi Siwak adalah menjaga kebersihan mulut, menjaga kesehatan dan
putihnya gigi, menghilangkan bau mulut.Siwak juga berfungsi mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Kata
siwak diambil dari kata arab yudlik yang artinya adalah memijat (yakni memijat
bagian dalam mulut). Jadi siwak lebih dari hanya sekedar sikat gigi biasa.
Selain itu, batang siwak memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak
gigi walau dibawah tekanan yang keras, bahkan batang siwak yang berdiameter
kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah
mulut secara pas untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dan
menghilangkan plaque. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi.
Perlu diketahui, bahwa sisa-sisa makanan yang ada pada sela-sela gigi,
menjadikan lingkungan mulut sangat baik untuk aktivitas pembusukan yang
dilakukan oleh berjuta-juta bakteri yang dapat menyebabkan gigi berlubang, gusi
berdarah dan munculnya kista. Selain itu, bakteri juga menghasilkan enzim
perusak yang memakan kalsium gigi sehingga menyebabkan gigi menjadi keropos dan
berlubang. Bahkan, pada beberapa keadaan bakteri juga menghasilkan gas sisa
aktivitas pembusukan yang menyebabkan bau mulut menjadi tak sedap.
Penelitian lain dengan menjadikan bubuk siwak sebagai bahan tambahan pada
pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa campuran bubuk siwak
menunjukkan bahwa prosentase hasil terbaik bagi kebersihan gigi secara sempurna
adalah pasta gigi dengan butiran-butiran bubuk siwak, karena butiran-butioran
tersebut mampu menjangkau sela-sela gigi secara sempurna dan mengeluarkan
sisa-sisa makanan yang masih bersarang pada sela-sela gigi. Sehingga banyak
perusahaan-perusahaan di dunia menyertakan bubuk siwak ke dalam produk pasta
gigi mereka. WHO pun turut menjadikan siwak termasuk komoditas kesehatan yang
perlu dipelihara dan dibudidayakan. Mari kita budayakan hidup sehat dengan
bersiwak.
Orang menggunakan siwak dalam bentuk batang atau stick kayu dengan cara:
a. Batang atau cabang siwak dipotong berukuran
pensil dengan panjang 15-20 cm. Stick kayu siwak ini dapat dipersiapkan dari
akar, tangkai, ranting, atau batang tanamannya. Stick dengan ukuran diameter 1
cm dapat digigit dengan mudah dan memberikan tekanan yang tidak merusak gusi
apabila digunakan.
b. Kulit dari stick siwak ini dihilangkan atau
dibuang hanya pada bagian ujung stick
c. Siwak yang kering dapat merusak gusi,
sebaiknya direndam dalam air segar selama 1 hari sebelum digunakan. Selain itu,
air tersebut juga dapat digunakan untukkumur-kumur.
d. Bagian ujung stick siwak yang sudah
dihilangkan kulit luarnya digigit-gigit atau dikunyah-kunyah sampai berjumbai
seperti berus.
Cara bersiwak tidak ada ikhtilaf antara ulama, bahwa didalam kitab Syama’il
Imam Tirmidzi, dalam hadist Rasul saw, bahwa Rasul saw. bersiwak dengan kayu
arak, dan memulainya dari pertengahan, lalu ke arah kanan lalu ke kiri, demikian
diulangi sebanyak 3 X.
Bersiwak sangat dianjurkan oleh Nabi SAW,maka hukumya sunnat muakad,apabila
pada waktu akan membaca Al-Quran,Al-Hadits,Menuntut ilmu agama,diwaktu mulut
berbau busuk akibat makanan atau semacam tidur.Dan sunnah hukumnya mencukil
sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi.[5]
Waktu dianjurkan memakai siwak:
a) Tatkala berwudhu
b) Hendak Sholat fardhu dan sunnat
c)
Tatkala hendak masuk rumah dan mesjid
d)
Tatkala bangun tidur
e)
Tatkala membaca Al-Qur’an[6]
BAB III
Simpulan
Kesehatan
adalah merupakan satu bagian terpenting bagi umat islam,karena dengan menjaga
kesehatan sesuai dengan sunnat-sunnat yang di anjurkan oleh Rasulullah seperti
fitrah,siwak dan menjaga akhlak atau dianjurkannya kita manjadi mukmin yang
kuat,maksud kuat disini ialah kuatnya iman mukmin tersebut,niscaya kita bukan
hanya sehat jasmani ,tetapi juga sehat dalam rohani.dan juga menjadi hamba yang
diridoi Allah SWT.
Daftar Pustaka
v Al-Ghazali,Muhammad.1986.Akhlak
Seorang Muslim.Semarang:Wica Ksana.
v Al-Ghazali,Muhammad.2001.Menjadi
Muslim yang Ideal. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
v Sa’di,Adil.2008.Fiqihun Nisa.Jakarta:Hikmah.
v As’ad,Aliy. 1980.Fathul Mu’min.
Kudus:Menara.
v Sabiq,Sayyid.1973.Fikih Sunnah Jilid 1.Bandung:PT.Al-Ma’arif.
[1] Muhammad
Al-Ghazali,Akhlak Seorang Muslim(Wica Ksana,Semarang:1986)hlm.17-22
[2] Muhammad
Al-Ghazali,Menjadi Muslim Yang Ideal(PT Raja Grafindo
Persada,Jakarta:2001)hlm.297-298
[3] Sayyid
Sabiq,Fikih Sunnah Jilid 1(PT.Al-Ma’arif,Bandung:1973)hlm.73-75
[4] Sayyid
Sabiq,Fikih Sunnah Jilid 1(PT.Al-Ma’arif,Bandung:1973)hlm.82
[5] Drs.Aliy
As’ad,Fathul Mu’min(Menara,Kudus:1980)hlm.38-39
[6] Adil
Sa’di,Fiqihun Nisa(Hikmah,Jakarta:2008)hlm.20-21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar