- See more at: http://blog.ahmadrifai.net/2012/03/cara-membuat-efek-salju-di-blog.html#sthash.rt15MEeW.dpuf

Jumat, 19 Juli 2013


REMAJA =  NEGATIF
(Pada Zaman Sekarang)
Masa remaja adalah masa yang paling berseri. Di masa remaja itu juga proses pencarian jati diri. Dan, disanalah para remaja banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas. Pergaulan remaja saat ini tentunya perlu perhatian yang sangat serius,tidak hanya dari pemerintah tapi juga oleh seluruh lapisan masyarakat.Saat ini pergaulan-pergaulan remaja kearah negatif sangat banyak sekali,bisa berupa narkoba,sex bebas,kebut-kebutan liar,dan masih banyak yang lainnya.Keluarga sebagai orang terdekat bagi para anak remaja tentunya memiliki faktor penting agar remaja tersebut tidak salah dalam bergaul.Walaupun sulit karena tak setiap saat para orangtua mengawasi anaknya,karena anaknya memiliki kegiatan diluar rumah dan orangtuanya pun mungkin sibuk bekerja,sehingga perhatian dari orangtua tidak sepenuhnya bisa diberikan kepada anaknya.
Meskipun begitu para remaja juga seharusnya bisa memilah-milih mana hal yang positif dan negatif bagi mereka.Salah satu faktor yang penting adalah dalam bergaul,memilih teman tentunya juga harus bisa menilai dari sikap dan prilakunya.Sikap dan prilaku teman yang baik tentunya tidak mengajarkan hal-hal yang buruk.Remaja sekarng ini tidak pernah berfikir apa akibat kalau salah bergaul, mereka hanya berfikir bergaul seperti itu membuat mereka senang, gembira dan tidak stess. Dengan bergaul mereka bisa mempunyai teman-teman yang banyak dan merasa merekalah orang yang berkuasa diatas muka bumi ini. Mereka tak pernah mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang tua mereka makanya mereka terjerumus kedalam pergaulan bebas, padahal orang tua tidak pernah bosan-bosannya mengigatkan kepada anak-anaknya agar tidak bergaul sembarangan, akan tetapi mereka tidak pernah menghiraukannya apa lagi mengerjakannya. Mereka juga sampai tega membohongi orang tuanya agar bisa keluar malam atau berkeluyuran.
Terkadang orang tua sering lupa untuk berinteraksi dengan anak-anaknya. Ada diantara mereka yang lebih mementingkan pekerjaan dari pada melakukan hal itu. Bagi mereka hal itu tidak perlu dilakukan. Mereka beranggapan bahwa materi yang dibutuhkan anak, padahal seorang anak tidak hanya membutuhkan materi namun juga perhatian dan interaksi dengan orangtuanya. Mereka membutuhkan komunikasi dengan orang tuanya, mereka juga ingin bertukar pikiran dengan orang tuanya. Mereka ingin menceritakan pengalaman apa yang mereka rasakan sehari-hari baik itu pangalaman yang baik maupun pengalaman yang buruk.
Perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang negatif tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja saat ini, di dalam sebuah pergaulan remaja indonesia sudah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, akibatnya banyak kebudayaan indonesia tidak menjadi tradisi di kalangan remaja, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak di tujukan oleh seseorang sehingga dapat di sebutan dengan sesuatu tindakan sosial yang amat mendasar oleh sebagian manusia tindakan manusia tidak sama dengan perilaku sosial karena perilaku manusia adalah perilaku yang khusus di tunjukan oleh manusia. namun saat ini masyarakat telah menunjukan perilaku sosial yang ada pada individu, seperti ketergantungan dengan pergaulan yang ada seperti di kalangan remaja saat ini berpacaran dengan mesra di depan umum seperti di pantai jodoh banjarmasin dan lain-lain, menurut remaja jaman sekarang di anggap menjadi kebiasaan, namun kebiasaan itu telah di campur tangankan dengan pergaulan di negara lain yang pergaulan di luar menganut pergaulan bebas. akan tetapi sebuah pergaulan bisa di hindari jika individu tersebut memiliki kekuatan iman yang ada pada dirinya, agar tidak menyalah gunakan pergaulan yang sekarang sedang merajalela di kalangan remaja, dan dari perilaku manusia pun menjadi sebuah dampak kejahatan yang ada di dunia, tanpa di sadari kita pun sudah membuka peluang kejahatan di dunia karena ke salahan dari individu itu bergaul. namun tidak semua remaja yang bisa melakukan pergaulan yang negatif namun ada remaja yang mengetahu pergaulan yang begitu luas namun tidak di lakukan atau di contoh dalam kehidupannya faktor utama kesalahan dari pergaulan remaja itu bagaimana lingkungan yang ada di sekitar individu
Dalam era modernisasi sekarang ini, peran penting orang tua sangat dibutuhkan. Berkenaan dengan perkembangan kecanggihan teknologi. Sesuatu yang tidak dapat dihindari bahwa teknologi berkembang dengan pesat sehingga penggunaannya banyak digunakan tidak semestinya, Teknologi IT yang paling sering digunakan para anak muda sekarang adalah akses internet yang mudah ditemui, padahal pemerintah sudah mengeluarkan undang-undang anti pornoaksi dan pornografi tapi masih saja mereka kerap mengakses konten yang berbau negatif. Yang jelas dapat merusak moral sang anak. Teknologi canggih yang semestinya diciptakan untuk menambah wawasan malah berakibat pada moral yang jelek.
Pergaulan merupakan interaksi antara beberapa orang baik berupa kekeluargaan, organisasi, ataupun masyarakat. Melalui pergaulan kita akan berkembang karena jadi tahu tentang tata cara bergaul. Sehingga menjadikan individu yang bersosial karena pada dasarnya manusia memang makhluk sosial. Namun pergaulan di era modernisasi ini telah banyak disalah artikan terutama dikalangan anak muda. Sekarang kata-kata pergaulan bebas sudah tidak asing lagi didengar oleh siapapun dan jelas termasuk dalam kategori pergaulan yang negatif. Pergaulan yang negatif adalah salah satu dari sekian banyak penyebab kehancuran sang anak. Saat ini dapat kita lihat banyaknya sistem pergaulan kawula muda yang mengadopsi gaya ala barat (westernisasi) dimana etika pergaulan ketimuran telah pupus, mungkin anda pernah atau bahkan sering mendengar kata-kata MBA (married by accident). MBA tampaknya sudah menjadi tren dikalangan remaja dimana melakukan hubungan seks sebelum menikah banyak dilakukan pada saat pacaran. Anak-anak muda sudah menganggap tradisi ini hal yang biasa dilakukan pada saat pacaran bahkan ada yang tidak segan-segan untuk merekam adegan mesum tersebut untuk disebarkan dan ditonton dikhalayak ramai. Astagfirullahal a’zim
Satu lagi permasalahan yang sering ditakuti oleh orang tua yaitu narkoba, sudah jelas barang haram ini dikategorikan sebagai barang berbahaya dan terlarang yang bisa merusak generasi muda. Narkoba menjadi jurang kehancuran bagi sang anak. Ironisnya memakai barang haram ini juga sudah menjadi tren remaja sekarang dengan anggapan bila mengkonsumsi barang ini akan menjadi senang atau yang dikenal dengan bahasa gaulnya (fly). Padahal sudah jelas menurut kesehatan mengkonsumsi barang-barang sejenis narkoba sangat merusak kesehatan terutama pada sistem syaraf apalagi dengan mengkonsumsi barang ini akan membuat ketagihan dan ketergantungan, ini sungguh menakutkan. Pergaulan remaja sekarang sangat tidak layak kita lihat, contohnya seperti berkeluyuran tengah malam, khususnya bagi para gadis-gadis, tak seharusnya mereka bermain ditengah malam seperti itu karena itu salah satu pergaulan yang salah. Seorang gadis seharusnya dirumah dan tidak berkeluyuran tengah malam, apa lagi berkeluyuran bersama segerombolan cowok-cowok yang tak jelas asal usulnya karena akan terjadi hal yang tidak kita inginkan.
`Sekali lagi yang perlu diingat oleh kedua orang tua adalah jika seorang anak atau remaja kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, besar kemungkinan dia akan menjadi seorang anak dan remaja yang temperamental. Sang anak menjadi bebas dalam melakukan segala hal, baik itu dalam hal kebaikan maupun keburukan. Sebagai orang tua seharusnya memiliki kemampuan untuk memusatkan perhatian pada perilaku positif serta tak lupa pada perilaku buruk sang anak. Sebagai orang tua yang baik, jangan melihat keburukan atau kebaikan. Namun lihatlah dari tata cara bergaul sang anak, dengan siapa bergaul, bagaimana luas pergaulannya. Bukan sekedar untuk membatasi sang anak dalam bergaul namun diharapkan impian melihat anak sukses mengarungi kehidupan tanpa mengalami kesalahan dalam pergaulan baik dilingkungan keluarga, atau lingkungan luar menjadi sebuah kenyataan. Manfaatnya kembali ke orang tua, sebab sang anak lalu menjadi orang yang menghargai kedua orang tuanya.
Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Menyimpang Pada Remaja
peranan yang penting dalam pembinaan moral anak didik. Hendaknya dapat diusahakan agar sekolah menjadi lapangan baik bagi pertumuhan dan perkembangan mental dan moral anak didik. Di samping tempat pemberian pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan. Dengan kata lain, supaya sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mantal, moral dan sosial serta segala aspek kepribadian berjalan dengan baik. Untuk menumbuhkan sikap moral yang demikian itu, pendidikan agama .Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan,sehingga keyakinan beragam mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dansuruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang peda ajaran agama,maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan pendidikan agama diabaikan di sekolah, maka didikan agama yang diterima dirumah tidak akan berkembang, bahkan mungkin terhalang.
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya prilaku menyimpang dikalangan para remaja. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Longgarnya pegangan terhadap agama .Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak,kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya.



  Perkembangan Jiwa Pada Masa Remaja
Jadi Kesadaran beragama merupakan sesuatu yang terasa, dapat diuji melalui instropeksi dan sudah ada internalisasi dalam diri seseorang, di mana ia merupakan rasa keterdekatan dengan sesuatu yang lebih tinggi dari segalanya, yaitu Tuhan.
Sehubungan dengan jiwa remaja yang berada dalam transisi dari masa anak-anak menuju kedewasaan, maka kesadaran beragama pada masa remaja berada dalam keadaan peralihan dari kehidupan beragama anak-anak menuju kemantapan beragama. Disamping jiwanya yang labil dan mengalami kegoncangan, daya piker yang abstrak, logika dan kritis mulai berkembang. Emosinya semakin berkembang, motivasinya mulai otonom dan tidak dikendalikan oleh dorongan biologis semata. Dengan adanya gejolak batin tersebut akan tampak dalam kehidupan agama yang mudah goyah, timbul kebimbangan, dan kerisauan. Disamping itu remaja mulai menemukan penngalaman dan penghayatan ke-Tuhanan yang bersifat individual dan sukar digambarkan kepada orang lain seperti dalam pertobatan. Keimanan mulai otonom, hubungan dengan Tuhan makin disrtai dengan kesadaran dan kegiatannya dalam masyarakat makin diwarnai oleh rasa keagamaan.
Bagi remaja, agama memiliki arti yang sama pentingnya dengan moral. Bahkan, sebagaiman dijelaskan oleh Adams & Gullotta (1983), agama memberikan sebuah kerangka moral, sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingkah lakunya. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bias memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada didunia ini. Agama memberikan perlindungan rasa aman, terutama bagi remaja yang tengah mencari eksistensi dirinya. Dibandingkan dengan masa awal anak-anak misalnya, keyakinan agama remaja telah mengalami perkembangan yang cukup berarti. Kalau pada masa awal anak-anak ketika mereka baru memiliki kemampuan berpikir simbolik. Tuhan dibayangkan sebagai person yang berada diawan, maka pada masa remajamereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam tentang Tuhan dan eksistensi. Perkembangan pemahaman remaja terhadap keyakinan agama ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya.
Oleh karena itu meskipun pada masa awal anak-anak ia telah diajarkan agama oleh orang tua mereka, namun karena pada masa remaja mereka mengalami kemajuann dalam perkembangan kognitif, mereka mungkin mempertanyakan tentang kebenaran keyakinan agama mereka sendiri. Sehubungan dengan pengaruh perekembangan kognitif terhadap perkembangan agama selama masa remaja ini.
Dalam suatu studi yang dilakukan Goldman (1962) tentang perkembangan pemahaman agama anak-anak dan remaja dengan latar belakang teori perkembangan kognitif Piaget, ditemukan bahwa perkembangan pemahaman agama remaja berada pada tahap 3, yaitu formal operational religious thought, di mana remaja memperlihatkann pemahaman agama yang lebih abstrak dan hipotesis. Peneliti lain juga menemukan perubahan perkembangan yang sama, pada anak-anak dan remaja. Oser & Gmunder, 1991 (dalam Santrock, 1998) misalnya menemukan bahwa remaja usia sekitar 17 atau 18 tahun makin meningkat ulasannya tentang kebebasan, pemahaman, dan pengharapan konsep-konsep abstrak ketika membuat pertimbangan tentang agama.
Para ahli umumnya sependapat bahwa pada garis besarnya perkembangan penghayatan keagamaan itu dapat di bagi dalam dua tahapan yang secara kulitatif menunjukkan karakteristik yang berbeda. Adapun penghayatan keagamaan remaja adalah sebagai berikut:
Masa remaja awal
Masa ini dapat dibagi ke dalam tiga sub tahapan sebagai berikut:
  1. Sikap negative (meskipun tidak selalu terang-terangan) disebabkan alam pikirannya yang kritis melihat kenyataan orang-orang beragama secara hipocrit (pura-pura) yang pengakuan dan ucapannya tidak selalu selaras dengan perbuatannya.
  2. Pandangan dalam hal ke-Tuhanannya menjadi kacau karena ia banyak membaca atau mendengar berbagai konsep dan pemikiran atau aliran paham banyak yang tidak cocok atau bertentangan satu sama lain.
  3. Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptic(diliputi kewas-wasan) sehingga banyak yang enggan melakukan berbagai kegiatan ritual yang selama ini dilakukannya dengan kepatuhan



Masa remaja akhir
Masa ini tandai antara lain oleh hal-hal berikyut ini:
  1. Sikap kembali, pada umumnya, kearah positif dengan tercapainya kedewasaan intelektual, bahkan agama dapat menjadi pegangan hidupnya menjelanh dewasa.
  2. Pandangan dalam hal ke-Tuhanan dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan dipilihnya.
  3. Penghayatan rohaniahnya kembali tenanh setelah melalui proses identifikasi dan merindu puja ia dapat membedakan antara agama sebagai doktrin atau ajaran dan manusia penganutnya, yang baik shalih) dari yang tidak. Ia juga memahami bahwa terdapat berbagai aliran paham dan jenis keagamaan yang penuh toleransi seyogyanya diterima sebagai kenyataan yang hidup didunia ini.
Sikap remaja dalam beragama
Terdapat empat sikap remaja dalam beragama, yaitu:
Percaya ikut- ikutan
Percaya ikut- ikutan ini biasanya dihasilkan oleh didikan agama secara sederhana yang didapat dari keluarga dan lingkungannya. Namun demikian ini biasanya hanya terjadi pada masa remaja awal (usia 13-16 tahun). Setelah itu biasanya berkembang kepada cara yang lebih kritis dan sadar sesuai dengan perkembangan psikisnya.
Percaya dengan kesadaran
Semangat keagamaan dimulai dengan melihat kembali tentang masalah- masalah keagamaan yang mereka miliki sejak kecil. Mereka ingin menjalankan agama sebagain suatu lapangan yang baru untuk membuktikan pribadinya, karena ia tidak mau lagi beragama secara ikut- ikutan saja. Biasanya semangat agama tersebut terjadi pada usia 17 tahun atau 18 tahun. Semangat agama tersebut mempunyai dua bentuk:
  1. Dalam bentuk positif semangat agama yang positif, yaitu berusahamelihat agama dengan pandangan kritis, tidak mau lagi menerima hal- hal yang tidak masuk akal. Mereka ingin memurnikan dan membebaskan agama dari bid’ah dan khurafat, dari kekakuan dan kekolotan.
  2. Dalam bentuk negative Semangat keagamaan dalam bentuk kedua ini akan menjadi bentuk kegiatan yang berbentuk khurafi, yaitu kecenderungan remaja untuk mengambil pengaruh dari luar ke dalam masalah- masalah keagamaan, seperti bid’ah, khurafat dan kepercayaan- kepercayaan lainnya.
Percaya, tetapi agak ragu-ragu.
Keraguan kepercayaan remaja terhadap agamanya dapat dibagi menjadi dua:
  1. Keraguan disebabkan kegoncangan jiwa dan terjadinya proses perubahan dalam pribadinya. Hal ini merupakan kewajaran.
  2. Keraguan disebabkan adanya kontradiksi atas kenyataan yang dilihatnya dengan apa yang diyakininya, atau dengan pengetahuan yang dimiliki.
Tidak percaya atau cenderung ateis
Perkembangan kearah tidak percaya pada tuhan sebenarnya mempunyai akar atau sumber dari masa kecil. Apabila seorang anak merasa tertekan oleh kekuasaan atau kezaliman orang tua, maka ia telah memendam sesuatu tantangan terhadap kekuasaan orang tua, selanjutnya terhadap kekuasaan apa pun, termasuk kekuasaan Tuhan.
Ada beberapa ciri-ciri kesadaran beragama yang menonjol pada masa remaja. Diantaranya adalah:
1.      Pengalaman ke-Tuhanannya makin bersifat individual
2.      Keimanannya semakin menuju realitas sebenarnya
3.      Peribadatan mulai disertai penghayatan yang tulus
Pergaulan secara sehat menurut syariat Islam ialah pergaulan yang diidentifikasikan secara sehat dan menurut syariat Islam pergaulan ini sangat bagus dan tidak merugikan siapa pun terutama diri kita sendiri. Karena secara fisik ialah pergaulan yang sangat luar biasa yang ditanamkan kepada semua umat Islam agar tidak salah pilih terhadap pergaulan. Banyak keuntungan yang bisa kita rasakan dari pergaulan sehat. Islam telah mengatur perilaku remaja. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah:
a.    Menutup Aurat
          Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat demi menjaga kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurat merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya, terutama kepada lawan jenis agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta tidak menimbulkan fitnah.
          Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan bagi perempuan yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Disamping aurat, pakaian yang dikenakan jug a tidak boleh ketat, transparan atau tipis sehingga tembus pandang tidak memperlihatkan lekuk tubuh.
b.    Menjauhi Perbuatan Zina
          Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga kesucian. Pergaulan di dalam Islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan denngan lawan jenis haruslah ada jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada akhirnya akan merusak pridasi pelaku sendiri maupun masyarakat umum. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar