REMAJA =
NEGATIF
(Pada Zaman Sekarang)
Masa remaja adalah masa yang
paling berseri. Di masa remaja itu juga proses pencarian jati diri. Dan, disanalah
para remaja banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas. Pergaulan remaja saat ini tentunya perlu perhatian yang
sangat serius,tidak hanya dari pemerintah tapi juga oleh seluruh lapisan
masyarakat.Saat ini pergaulan-pergaulan remaja kearah negatif sangat banyak
sekali,bisa berupa narkoba,sex bebas,kebut-kebutan liar,dan masih banyak yang
lainnya.Keluarga sebagai orang terdekat bagi para anak remaja tentunya memiliki
faktor penting agar remaja tersebut tidak salah dalam bergaul.Walaupun sulit
karena tak setiap saat para orangtua mengawasi anaknya,karena anaknya memiliki
kegiatan diluar rumah dan orangtuanya pun mungkin sibuk bekerja,sehingga
perhatian dari orangtua tidak sepenuhnya bisa diberikan kepada anaknya.
Meskipun begitu para remaja juga seharusnya bisa
memilah-milih mana hal yang positif dan negatif bagi mereka.Salah satu faktor
yang penting adalah dalam bergaul,memilih teman tentunya juga harus bisa
menilai dari sikap dan prilakunya.Sikap dan prilaku teman yang baik tentunya
tidak mengajarkan hal-hal yang buruk.Remaja sekarng ini tidak pernah berfikir
apa akibat kalau salah bergaul, mereka hanya berfikir bergaul seperti itu
membuat mereka senang, gembira dan tidak stess. Dengan bergaul mereka bisa
mempunyai teman-teman yang banyak dan merasa merekalah orang yang berkuasa
diatas muka bumi ini. Mereka tak pernah mendengarkan apa yang dikatakan oleh
orang tua mereka makanya mereka terjerumus kedalam pergaulan bebas, padahal
orang tua tidak pernah bosan-bosannya mengigatkan kepada anak-anaknya agar
tidak bergaul sembarangan, akan tetapi mereka tidak pernah menghiraukannya apa
lagi mengerjakannya. Mereka juga sampai tega membohongi orang tuanya agar bisa
keluar malam atau berkeluyuran.
Terkadang orang tua sering lupa untuk berinteraksi dengan
anak-anaknya. Ada diantara mereka yang lebih mementingkan pekerjaan dari pada
melakukan hal itu. Bagi mereka hal itu tidak perlu dilakukan. Mereka
beranggapan bahwa materi yang dibutuhkan anak, padahal seorang anak tidak hanya
membutuhkan materi namun juga perhatian dan interaksi dengan orangtuanya.
Mereka membutuhkan komunikasi dengan orang tuanya, mereka juga ingin bertukar
pikiran dengan orang tuanya. Mereka ingin menceritakan pengalaman apa yang
mereka rasakan sehari-hari baik itu pangalaman yang baik maupun pengalaman yang
buruk.
Perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku
yang negatif tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya
hidup dan perilaku remaja saat ini, di dalam sebuah pergaulan remaja indonesia
sudah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, akibatnya banyak kebudayaan
indonesia tidak menjadi tradisi di kalangan remaja, perilaku dianggap sebagai
sesuatu yang tidak di tujukan oleh seseorang sehingga dapat di sebutan dengan
sesuatu tindakan sosial yang amat mendasar oleh sebagian manusia tindakan manusia
tidak sama dengan perilaku sosial karena perilaku manusia adalah perilaku yang
khusus di tunjukan oleh manusia. namun saat ini masyarakat telah menunjukan
perilaku sosial yang ada pada individu, seperti ketergantungan dengan pergaulan
yang ada seperti di kalangan remaja saat ini berpacaran dengan mesra di depan
umum seperti di pantai jodoh banjarmasin dan lain-lain, menurut remaja jaman
sekarang di anggap menjadi kebiasaan, namun kebiasaan itu telah di campur
tangankan dengan pergaulan di negara lain yang pergaulan di luar menganut
pergaulan bebas. akan tetapi sebuah pergaulan bisa di hindari jika individu
tersebut memiliki kekuatan iman yang ada pada dirinya, agar tidak menyalah
gunakan pergaulan yang sekarang sedang merajalela di kalangan remaja, dan dari
perilaku manusia pun menjadi sebuah dampak kejahatan yang ada di dunia, tanpa
di sadari kita pun sudah membuka peluang kejahatan di dunia karena ke salahan
dari individu itu bergaul. namun tidak semua remaja yang bisa melakukan
pergaulan yang negatif namun ada remaja yang mengetahu pergaulan yang begitu
luas namun tidak di lakukan atau di contoh dalam kehidupannya faktor utama
kesalahan dari pergaulan remaja itu bagaimana lingkungan yang ada di sekitar
individu
Dalam era modernisasi sekarang
ini, peran penting orang tua sangat dibutuhkan. Berkenaan dengan perkembangan
kecanggihan teknologi. Sesuatu yang tidak dapat dihindari bahwa teknologi
berkembang dengan pesat sehingga penggunaannya banyak digunakan tidak
semestinya, Teknologi IT yang paling sering digunakan para anak muda sekarang
adalah akses internet yang mudah ditemui, padahal pemerintah sudah mengeluarkan
undang-undang anti pornoaksi dan pornografi tapi masih saja mereka kerap
mengakses konten yang berbau negatif. Yang jelas dapat merusak moral sang anak.
Teknologi canggih yang semestinya diciptakan untuk menambah wawasan malah
berakibat pada moral yang jelek.
Pergaulan merupakan interaksi antara beberapa
orang baik berupa kekeluargaan, organisasi, ataupun masyarakat. Melalui
pergaulan kita akan berkembang karena jadi tahu tentang tata cara bergaul.
Sehingga menjadikan individu yang bersosial karena pada dasarnya manusia memang
makhluk sosial. Namun pergaulan di era modernisasi ini telah banyak disalah
artikan terutama dikalangan anak muda. Sekarang kata-kata pergaulan bebas sudah
tidak asing lagi didengar oleh siapapun dan jelas termasuk dalam kategori
pergaulan yang negatif. Pergaulan yang negatif adalah salah satu dari sekian
banyak penyebab kehancuran sang anak. Saat ini dapat kita lihat banyaknya sistem
pergaulan kawula muda yang mengadopsi gaya ala barat (westernisasi) dimana
etika pergaulan ketimuran telah pupus, mungkin anda pernah atau bahkan sering
mendengar kata-kata MBA (married by accident). MBA tampaknya sudah menjadi tren
dikalangan remaja dimana melakukan hubungan seks sebelum menikah banyak
dilakukan pada saat pacaran. Anak-anak muda sudah menganggap tradisi ini hal
yang biasa dilakukan pada saat pacaran bahkan ada yang tidak segan-segan untuk
merekam adegan mesum tersebut untuk disebarkan dan ditonton dikhalayak ramai. Astagfirullahal
a’zim
Satu lagi permasalahan yang sering ditakuti
oleh orang tua yaitu narkoba, sudah jelas barang haram ini dikategorikan
sebagai barang berbahaya dan terlarang yang bisa merusak generasi muda. Narkoba
menjadi jurang kehancuran bagi sang anak. Ironisnya memakai barang haram ini
juga sudah menjadi tren remaja sekarang dengan anggapan bila mengkonsumsi
barang ini akan menjadi senang atau yang dikenal dengan bahasa gaulnya (fly).
Padahal sudah jelas menurut kesehatan mengkonsumsi barang-barang sejenis
narkoba sangat merusak kesehatan terutama pada sistem syaraf apalagi dengan
mengkonsumsi barang ini akan membuat ketagihan dan ketergantungan, ini sungguh
menakutkan. Pergaulan remaja
sekarang sangat tidak layak kita lihat, contohnya seperti berkeluyuran tengah
malam, khususnya bagi para gadis-gadis, tak seharusnya mereka bermain ditengah
malam seperti itu karena itu salah satu pergaulan yang salah. Seorang gadis
seharusnya dirumah dan tidak berkeluyuran tengah malam, apa lagi berkeluyuran
bersama segerombolan cowok-cowok yang tak jelas asal usulnya karena akan
terjadi hal yang tidak kita inginkan.
`Sekali lagi yang perlu diingat oleh kedua
orang tua adalah jika seorang anak atau remaja kurang mendapatkan perhatian
dari orang tua, besar kemungkinan dia akan menjadi seorang anak dan remaja yang
temperamental. Sang anak menjadi bebas dalam melakukan segala hal, baik itu
dalam hal kebaikan maupun keburukan. Sebagai orang tua seharusnya memiliki
kemampuan untuk memusatkan perhatian pada perilaku positif serta tak lupa pada
perilaku buruk sang anak. Sebagai orang tua yang baik, jangan melihat keburukan
atau kebaikan. Namun lihatlah dari tata cara bergaul sang anak, dengan siapa
bergaul, bagaimana luas pergaulannya. Bukan sekedar untuk membatasi sang anak
dalam bergaul namun diharapkan impian melihat anak sukses mengarungi kehidupan
tanpa mengalami kesalahan dalam pergaulan baik dilingkungan keluarga, atau
lingkungan luar menjadi sebuah kenyataan. Manfaatnya kembali ke orang tua,
sebab sang anak lalu menjadi orang yang menghargai kedua orang tuanya.
Faktor-faktor
Penyebab Timbulnya Perilaku Menyimpang Pada Remaja
peranan
yang penting dalam pembinaan moral anak didik. Hendaknya dapat diusahakan agar
sekolah menjadi lapangan baik bagi pertumuhan dan perkembangan mental dan moral
anak didik. Di samping tempat pemberian pengetahuan, pengembangan bakat dan
kecerdasan. Dengan kata lain, supaya sekolah merupakan lapangan sosial bagi
anak-anak, dimana pertumbuhan mantal, moral dan sosial serta segala aspek
kepribadian berjalan dengan baik. Untuk menumbuhkan sikap moral yang demikian
itu, pendidikan agama .Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala
sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan,sehingga keyakinan beragam
mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan
dansuruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan
seseorang peda ajaran agama,maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam
dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang
dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan pendidikan agama diabaikan di
sekolah, maka didikan agama yang diterima dirumah tidak akan berkembang, bahkan
mungkin terhalang.
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya prilaku
menyimpang dikalangan para remaja. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Longgarnya pegangan terhadap agama .Sudah menjadi tragedi
dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu
pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak,kepercayaan kepada Tuhan
tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi.
Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan
pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas
dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan
peraturanya.
Perkembangan
Jiwa Pada Masa Remaja
Jadi Kesadaran
beragama merupakan sesuatu yang terasa, dapat diuji melalui instropeksi dan
sudah ada internalisasi dalam diri seseorang, di mana ia merupakan rasa
keterdekatan dengan sesuatu yang lebih tinggi dari segalanya, yaitu Tuhan.
Sehubungan
dengan jiwa remaja yang berada dalam transisi dari masa anak-anak menuju
kedewasaan, maka kesadaran beragama pada masa remaja berada dalam keadaan
peralihan dari kehidupan beragama anak-anak menuju kemantapan beragama.
Disamping jiwanya yang labil dan mengalami kegoncangan, daya piker yang
abstrak, logika dan kritis mulai berkembang. Emosinya semakin berkembang,
motivasinya mulai otonom dan tidak dikendalikan oleh dorongan biologis semata.
Dengan adanya gejolak batin tersebut akan tampak dalam kehidupan agama yang
mudah goyah, timbul kebimbangan, dan kerisauan. Disamping itu remaja mulai
menemukan penngalaman dan penghayatan ke-Tuhanan yang bersifat individual dan
sukar digambarkan kepada orang lain seperti dalam pertobatan. Keimanan mulai
otonom, hubungan dengan Tuhan makin disrtai dengan kesadaran dan kegiatannya
dalam masyarakat makin diwarnai oleh rasa keagamaan.
Bagi remaja,
agama memiliki arti yang sama pentingnya dengan moral. Bahkan, sebagaiman
dijelaskan oleh Adams & Gullotta (1983), agama memberikan sebuah kerangka
moral, sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingkah lakunya. Agama
dapat menstabilkan tingkah laku dan bias memberikan penjelasan mengapa dan
untuk apa seseorang berada didunia ini. Agama memberikan perlindungan rasa
aman, terutama bagi remaja yang tengah mencari eksistensi dirinya. Dibandingkan
dengan masa awal anak-anak misalnya, keyakinan agama remaja telah mengalami
perkembangan yang cukup berarti. Kalau pada masa awal anak-anak ketika mereka
baru memiliki kemampuan berpikir simbolik. Tuhan dibayangkan sebagai person
yang berada diawan, maka pada masa remajamereka mungkin berusaha mencari sebuah
konsep yang lebih mendalam tentang Tuhan dan eksistensi. Perkembangan pemahaman
remaja terhadap keyakinan agama ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan
kognitifnya.
Oleh karena
itu meskipun pada masa awal anak-anak ia telah diajarkan agama oleh orang tua
mereka, namun karena pada masa remaja mereka mengalami kemajuann dalam
perkembangan kognitif, mereka mungkin mempertanyakan tentang kebenaran
keyakinan agama mereka sendiri. Sehubungan dengan pengaruh perekembangan
kognitif terhadap perkembangan agama selama masa remaja ini.
Dalam suatu
studi yang dilakukan Goldman (1962) tentang perkembangan pemahaman agama
anak-anak dan remaja dengan latar belakang teori perkembangan kognitif Piaget,
ditemukan bahwa perkembangan pemahaman agama remaja berada pada tahap 3,
yaitu formal operational religious thought, di mana remaja
memperlihatkann pemahaman agama yang lebih abstrak dan hipotesis. Peneliti lain
juga menemukan perubahan perkembangan yang sama, pada anak-anak dan remaja.
Oser & Gmunder, 1991 (dalam Santrock, 1998) misalnya menemukan bahwa remaja
usia sekitar 17 atau 18 tahun makin meningkat ulasannya tentang kebebasan,
pemahaman, dan pengharapan konsep-konsep abstrak ketika membuat pertimbangan
tentang agama.
Para ahli
umumnya sependapat bahwa pada garis besarnya perkembangan penghayatan keagamaan
itu dapat di bagi dalam dua tahapan yang secara kulitatif menunjukkan
karakteristik yang berbeda. Adapun penghayatan keagamaan remaja adalah sebagai
berikut:
Masa remaja awal
Masa ini dapat dibagi ke dalam tiga sub
tahapan sebagai berikut:
- Sikap
negative (meskipun tidak selalu terang-terangan) disebabkan alam
pikirannya yang kritis melihat kenyataan orang-orang beragama secara
hipocrit (pura-pura) yang pengakuan dan ucapannya tidak selalu selaras dengan
perbuatannya.
- Pandangan
dalam hal ke-Tuhanannya menjadi kacau karena ia banyak membaca atau
mendengar berbagai konsep dan pemikiran atau aliran paham banyak yang
tidak cocok atau bertentangan satu sama lain.
- Penghayatan
rohaniahnya cenderung skeptic(diliputi kewas-wasan) sehingga banyak yang
enggan melakukan berbagai kegiatan ritual yang selama ini dilakukannya
dengan kepatuhan
Masa remaja akhir
Masa ini tandai antara lain oleh hal-hal
berikyut ini:
- Sikap
kembali, pada umumnya, kearah positif dengan tercapainya kedewasaan
intelektual, bahkan agama dapat menjadi pegangan hidupnya menjelanh
dewasa.
- Pandangan
dalam hal ke-Tuhanan dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan
dipilihnya.
- Penghayatan
rohaniahnya kembali tenanh setelah melalui proses identifikasi dan merindu
puja ia dapat membedakan antara agama sebagai doktrin atau ajaran dan
manusia penganutnya, yang baik shalih) dari yang tidak. Ia juga memahami
bahwa terdapat berbagai aliran paham dan jenis keagamaan yang penuh
toleransi seyogyanya diterima sebagai kenyataan yang hidup didunia ini.
Sikap remaja dalam beragama
Terdapat empat sikap remaja dalam beragama,
yaitu:
Percaya ikut- ikutan
Percaya ikut- ikutan ini biasanya dihasilkan
oleh didikan agama secara sederhana yang didapat dari keluarga dan
lingkungannya. Namun demikian ini biasanya hanya terjadi pada masa remaja awal
(usia 13-16 tahun). Setelah itu biasanya berkembang kepada cara yang lebih
kritis dan sadar sesuai dengan perkembangan psikisnya.
Percaya dengan kesadaran
Semangat keagamaan dimulai dengan melihat
kembali tentang masalah- masalah keagamaan yang mereka miliki sejak kecil.
Mereka ingin menjalankan agama sebagain suatu lapangan yang baru untuk
membuktikan pribadinya, karena ia tidak mau lagi beragama secara ikut- ikutan
saja. Biasanya semangat agama tersebut terjadi pada usia 17 tahun atau 18
tahun. Semangat agama tersebut mempunyai dua bentuk:
- Dalam
bentuk positif semangat agama yang positif, yaitu berusahamelihat agama
dengan pandangan kritis, tidak mau lagi menerima hal- hal yang tidak masuk
akal. Mereka ingin memurnikan dan membebaskan agama dari bid’ah dan
khurafat, dari kekakuan dan kekolotan.
- Dalam
bentuk negative Semangat keagamaan dalam bentuk kedua ini akan menjadi
bentuk kegiatan yang berbentuk khurafi, yaitu kecenderungan remaja untuk
mengambil pengaruh dari luar ke dalam masalah- masalah keagamaan, seperti
bid’ah, khurafat dan kepercayaan- kepercayaan lainnya.
Percaya, tetapi agak ragu-ragu.
Keraguan kepercayaan remaja terhadap agamanya
dapat dibagi menjadi dua:
- Keraguan
disebabkan kegoncangan jiwa dan terjadinya proses perubahan dalam
pribadinya. Hal ini merupakan kewajaran.
- Keraguan
disebabkan adanya kontradiksi atas kenyataan yang dilihatnya dengan apa
yang diyakininya, atau dengan pengetahuan yang dimiliki.
Tidak percaya atau cenderung ateis
Perkembangan kearah tidak percaya pada tuhan
sebenarnya mempunyai akar atau sumber dari masa kecil. Apabila seorang anak
merasa tertekan oleh kekuasaan atau kezaliman orang tua, maka ia telah memendam
sesuatu tantangan terhadap kekuasaan orang tua, selanjutnya terhadap kekuasaan
apa pun, termasuk kekuasaan Tuhan.
Ada beberapa ciri-ciri kesadaran beragama
yang menonjol pada masa remaja. Diantaranya adalah:
1. Pengalaman ke-Tuhanannya makin bersifat individual
2. Keimanannya semakin menuju realitas sebenarnya
3. Peribadatan mulai disertai penghayatan yang tulus
Pergaulan secara
sehat menurut syariat Islam ialah pergaulan yang
diidentifikasikan secara sehat dan menurut syariat Islam pergaulan ini sangat
bagus dan tidak merugikan siapa pun terutama diri kita sendiri. Karena secara
fisik ialah pergaulan yang sangat luar biasa yang ditanamkan kepada semua umat
Islam agar tidak salah pilih terhadap pergaulan. Banyak
keuntungan yang bisa kita rasakan dari pergaulan sehat. Islam telah
mengatur perilaku remaja. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang
dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut harus
diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang
menjadi batasan dalam pergaulan adalah:
a. Menutup Aurat
Islam
telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat demi menjaga
kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurat merupakan anggota tubuh yang harus
ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya,
terutama kepada lawan jenis agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta tidak
menimbulkan fitnah.
Aurat
laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan bagi perempuan
yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Disamping aurat,
pakaian yang dikenakan jug a tidak boleh ketat, transparan atau tipis sehingga
tembus pandang tidak memperlihatkan lekuk tubuh.
b. Menjauhi Perbuatan Zina
Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan
sampai pada batas tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah
agama yang menjaga kesucian. Pergaulan di dalam Islam adalah pergaulan yang
dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan denngan lawan jenis
haruslah ada jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual
yang pada akhirnya akan merusak pridasi pelaku sendiri maupun masyarakat umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar