Miskin Sejati
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota danghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.
Beberapa penyebab kemiskinan:
· penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
· penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
· penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
· penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
· penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Dan miskin identik dengan istilah megemis.Mengemis adalah hal yang dilakukan oleh seseorang yang membutuhkan uang, makanan, tempat tinggal atau hal lainnya dari orang yang mereka temui dengan meminta. Umumnya di kota besar sering terlihat pengemis meminta uang, makanan atau benda lainnya. Pengemis sering meminta dengan menggunakan gelas, kotak kecil, topi atau benda lainnya yang dapat dimasukan uang.
Tetapi belakangan ini kita mulai sadar,orang miskin ternyata tidak identik pengemis.Tidak semua orang miskin adalah pengemis,dan tidak semua pengemis adalah orang miskin.Pada 27 April 2013 silam,Bpost melaporkan,sepasang pengemis di kota Banjarmasin yang di tangkap Satpol PP,ketahuan menyimpan uang sebesar Rp.56 juta,di tambah 75 gram emas,,wow keren ,....
Profesi pengemis tampaknya memang menggiurkan.Menurut berita,penghasilan pengemis di Jakarta perhari berkisar Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu,bahkan ada yang mencapai Rp 1 juta,dan baru –baru ini kita dengar di radio,penghasilan pengemis di Banjarmasin mencapai Rp 200 ribu perhari.Sekitar 30% dari pengemis itu ada pendatang.Bahkan ada yang datang kesini naik pesawat.Karena itu,di zaman sekarang sekarang memberi uang kepada pengemis tidak otomatis berarti mengasihi orang miskin.Orang miskin yang patut dibantu biasanya justru adalah orang yang enggan mengemis.Lihatlah petani yang mengerjakan sawah orang,atau pedagang sayur dan ikan di pasar.Lihatlah pula satpam dan penjaga malam,atau penarik gerobak sampah ,mereka miskin tetapi tidak mengemis.Mereka itulah kiranya orang-orang miskin sejati.Menurut Wakil WaliKota Banjarmasin,H Irwan Anshari terdapat 10ribu kepala keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan.Jumlah mereka kini makin tambah banyak,menyusul kenaikan harga BBM.
Sebenarnya,dinegara kita masalah kemiskinan adalah masalah klasik yang harus diperhatikan.Pasal 34 UUD 1945 menyebutkan negara bertanggung jawab memelihara fakir miskin dan anak terlantar,dan wajib memberdayakan kaum yang lemah.Di pemerintahan ,ada Menko Kesejahteraan Rakyat dan Kementrian koperasi,usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM).Tetapi kemiskinan masih saja merajalela dimana-mana.Tokoh-tokoh islam pun turut mencarikan jalan keluar.Semula mereka berharap pada Bank Syari’ah.Ternyata bank syari’ah juga lebih suka membantu pengusaha yang sudah mapan.Akhirnya sebagian mereka termasuk di Banua kita,membangun Baitul Mal wat Tamwil (BMT) yang khusus melayani kau lemah,baik berupa simpan pinjam atau bantuan tunai,yang di ambil dari zakat,infak dan sedekah.Selain BMT,ada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Menurut ketua BAZNAS Banjarmasin,KH Murjani Sani,jelang ramadhan tahun ini,dana Rp 500 juta telah dikucurkan untuk memodali usaha-usaha kecil.
Memasuki Ramadhan 1.200 orang fakir miskin diberi bantuan tunai Rp 200 ribu per orang.BAZNAS juga memberikan beasiswa,serta melaksanakan bedah rumab,dengan biaya Rp 25 juta-Rp 30 juta per rumah.Menurutnya,mungkin karena didasari oleh kepercayaan agama,kaum miskin itu ternyata sangat setia mengembalikan pinjaman mereka.Mereka juga dengan sukarela,menambah uang kembaliannya (bukan bunga).Di sisi lain,dana yang terseia di BAZNAS sangat sedikit,jauh tak sebanding dengan permintaan.Selama ini ,dana banyak didapatkan dari PNS,pengusaha dan sebagian kecil dari masyarakat umum.Demikianlah,jika ingin membantu orang miskin,bantulah orang yang memang anda ketahui miskin,atau salurkan saja ke BAZNAS atau BMT,ketimbang kepada para pengemis yang tak jelas identitasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar